Sekutu dekat Paus Fransiskus, Kardinal Sean O’Malley, pensiun sebagai Uskup Agung Boston pada usia 80 tahun

VATICAN CITY (AP) — Paus Fransiskus menerima pengunduran diri Kardinal Sean O’Malley sebagai uskup agung Boston pada Senin dan menunjuk uskup Providence, Rhode Island saat ini, Richard Henning, untuk menggantikannya sebagai pemimpin keuskupan agung Katolik di Amerika Serikat. .

Pengumuman Vatikan tersebut tidak menyebutkan peran utama O’Malley lainnya sebagai penasihat utama Paus Fransiskus dalam memerangi pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pendeta, yaitu sebagai ketua Komisi Kepausan untuk Perlindungan Anak di Bawah Umur. disebut.

Santo Yohanes Paulus II telah memilih O’Malley untuk mengambil alih jabatan di Boston pada tahun 2003, pada puncak skandal pelecehan seksual yang terjadi di sana setelah adanya penyelidikan oleh surat kabar Boston Globe. Pengungkapan pelecehan dan penutupan Gereja selama bertahun-tahun menyebabkan jatuhnya Uskup Agung Kardinal Bernard Law, yang mengundurkan diri secara memalukan pada bulan Desember 2002.

Pada usia 80 tahun, O’Malley lima tahun melampaui usia pensiun normal bagi para uskup. Penggantinya, Henning, 59, dari Rockville Centre, Long Island, telah menjadi uskup di Providence sejak tahun lalu.

Paus Fransiskus telah lama menyatakan penghargaannya terhadap O’Malley dan memilihnya sebagai anggota pendiri penasihat kardinal utamanya, yang dikenal sebagai C9.

Dalam perannya tersebut, O’Malley, seorang biarawan Fransiskan, memberi nasihat kepada Paus Fransiskus tidak hanya mengenai masalah perlindungan anak tetapi juga membantu merencanakan reformasi birokrasi Vatikan.

Hubungan O’Malley dengan Francis tidak selalu mudah. Pada tahun 2018, ia mengeluarkan pernyataan keras yang menegur Paus Fransiskus setelah Paus menolak tuduhan para penyintas di Chile yang melakukan pelecehan terhadap pemerkosa paling terkenal di negara itu.

Nada kasar O’Malley merupakan peringatan bagi Paus Fransiskus, yang akhirnya meminta maaf setelah menugaskan penyelidikan atas skandal Chili tersebut.

Baru-baru ini, komisi O’Malley menandai adanya “masalah serius” dalam cara Vatikan menangani kasus mantan seniman Jesuit, Pendeta Marko Rupnik, sehingga mendorong Paus Fransiskus memerintahkan agar kasus tersebut dibuka kembali.