Chelsea mempekerjakan pelatih mental rugby yang terkenal dengan kebijakan ‘No D***heads’

Chelsea mempekerjakan pelatih mental rugby yang terkenal dengan kebijakan ‘No D***heads’

Chelsea telah mengontrak pelatih keterampilan mental rugby union Selandia Baru Gilbert Enoka dalam waktu singkat.

Enoka telah menjadikan bagian dari All Blacks selama lebih dari 22 tahun – 15 tahun pertama sebagai pelatih mental serta tujuh tahun terakhir sebagai manajer eksekutif.

Dia dikreditkan dengan memberikan bantuan mendorong budaya tim serta meningkatkan mentalitas skuad selama dominasi persatuan rugby Selandia Baru baru-baru ini, yang pada akhirnya mengarah pada kemenangan Piala Dunia pada 2011 serta 2015 setelah bertahun-tahun tampil buruk.

Chelsea sekarang telah mempekerjakan Enoka dalam peran penasehat jangka pendek untuk memberikan bantuan dalam hal ini dikarenakan The Blues menjadikan sadar bahwa banyak orang yang memainkan muda memiliki harapan yang tinggi menyusul belanja Todd Boehly yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Enoka bekerja dengan tim kriket Selandia Baru sebelum bergabung dengan rugby union meskipun itu akan menjadikan langkah pertamanya ke sepak bola.

Dalam edisi Son of Chelsea kali ini, bagian dari Jaringan Podcast 90 Menit, anak-anak Daniel bereaksi terhadap hasil seri 0-0 Chelsea dengan Fulham pada hari Jumat saat Enzo Fernandez melakukan debutnya di Liga Premier. jikalau kamu tidak dapat melihat sematan ini, klik Di Sini untuk mendengarkan podcast!

Dia menjadikan berita utama pada tahun 2017 pada saat dia menjelaskan kebijakan ‘tanpa kepala’: ‘Seorang idiot membikin semuanya. Mereka adalah orang-orang yang menempatkan diri mereka di atas tim, orang-orang yang yakin bahwa mereka berhak atas sesuatu, mengharapkan aturan berbeda bagi mereka, orang-orang yang bertindak diam-diam dalam kegelapan atau menyampaikan terlalu keras tentang pekerjaan mereka.

“Manajemen dapat terjadi tidak mengenali perilaku kontraproduktif ini. Para orang yang memainkan serta eksekutif itu sendiri seharusnya mengecam orang lain dikarenakan ego mereka yang melambung. Seringkali tim menerima begitu saja dikarenakan seorang orang yang memainkan memiliki begitu banyak talenta. Kami mencari tanda peringatan dini serta menyapih ego yang besar.” cukup cepat. Moto kami adalah: ‘jikalau kamu tidak dapat mengubah orang, ubahlah orang’.”