Lama menunggu, janji singkat, tagihan besar: perawatan kesehatan di Amerika Serikat mengakibatkan kelelahan pasien
Skamu belum merasa baik akhir-akhir ini. kamu lebih lelah dari biasanya, sedikit lamban. kamu bertanya-tanya apakah terdapat yang salah dengan diet kamu. ataupun tak mustahil kamu anemia? Hubungi kantor dokter perawatan primer kamu untuk menjadikan janji temu. Mereka akan memberi tahu kamu tentang janji temu berikutnya yang disediakan dalam tiga minggu.
Jadi tunggu.
Kemudian tunggu berulang kali.
dan kemudian, ketika kamu tiba pada hari janji kamu, kamu menunggu berulang kali.
kamu mengisi segunung dokumen yang dibutuhkan, tetapi dokter masih belum siap menemui kamu. kamu membolak-balik majalah sebentar, lalu menggulir telepon kamu sampai akhirnya kamu dipanggil. Dia menunggu sedikit lebih lama dengan gaun kertas yang tergores, lalu mengungkapkan dengan dokternya—kalau kamu bisa menyebutnya mengungkapkan, sebab dia kebanyakan menatap layar komputer—dalam jangka waktu sekitar 10 menit sebelum kembali ke lobi dengan lab memesan darah kamu.
[time-brightcove not-tgx=”true”]Kemudian kamu meminta tes darah, dan proses menunggu dimulai dari awal berulang kali.
Beberapa minggu setelah kamu memperoleh hasil, faktur tiba bersumber dari pos. Saya melakukan pembayaran ratusan dolar untuk pekerjaan darah. Janji temu selesai dalam hitungan menit, tetapi rekening bank kamu akan membuat terasa efeknya untuk waktu yang lama.
Pergi ke dokter tak mustahil sama sekali bukan pengalaman yang membuat jadi senang, tapi pasti bisa lebih baik dari sekarang. Pada tahun 2019, bahkan sebelum pandemi COVID-19 mengguncang fondasi perawatan kesehatan, jajak pendapat Ipsos memperoleh bahwa 43% orang Amerika tak puas dengan sistem medis mereka, jauh lebih banyak daripada 22% orang di Inggris dan 26% orang. di Kanada yang Mereka tak puas dengan negara mereka. Pada tahun 2022, tiga tahun setelah pandemi, hanya 12% orang dewasa AS yang akan menyampaikan perawatan kesehatan ditangani “dengan begitu bagus” ataupun “begitu bagus” di AS, menurut jajak pendapat Associated Press-NORC Center untuk Penelitian Urusan Publik.
Orang Amerika melakukan pembayaran mahal untuk perawatan yang mereka nilai sangat jelek. Amerika Serikat menghabiskan lebih banyak pengeluaran per kapita untuk perawatan kesehatan daripada negara maju lainnya di dunia, tetapi hasil kesehatannya di bawah rata-rata. impian hidup lebih rendah di Amerika Serikat daripada di negara kaya lainnya, dan sekitar 60% orang dewasa di Amerika Serikat mendapat derita penyakit kronis. sekitar 10% penduduk tak memiliki asuransi kesehatan.
Layanan pelanggan yang jelek. Pasien Amerika lelah menunggu berminggu-minggu ataupun berbulan-bulan untuk janji temu yang habis dalam hitungan menit. Mereka bosan dengan harga tinggi dan tagihan mendadak. Mereka bosan dengan penyedia yang memperlakukan mereka seperti entri catatan kesehatan elektronik, bukan sebagai manusia.
Itu bisa menjadikan mereka enggan memperoleh perhatian medis sama sekali – dan kalau itu terjadi, Amerika bisa menjadi lebih sakit dari sebelumnya. Singkatnya, para pasien kelelahan.
Perawatan primer seharusnya menjadi landasan sistem medis AS. Secara teori, pasien memperoleh pemeriksaan fisik tahunan sehingga dokter dapat menilai kesehatan mereka secara keseluruhan dan memperoleh tanda bahaya (ataupun merujuknya ke spesialis yang bisa) sebelum tanda peringatan tersebut menjadi penyakit kronis yang parah. sebentar para ahli memperdebatkan apakah setiap orang memerlukan pemeriksaan setiap tahun, penelitian menunjukkan bahwa secara seimbang, pasien yang melakukan kunjungan dokter secara teratur cenderung lebih sehat dan hidup lebih lama daripada mereka yang tak.
Namun, nyaris seperempat orang dewasa Amerika tak memiliki penyedia perawatan primer, dan pada tahun 2021, nyaris 20% tak melakukan kunjungan dokter dalam setahun terakhir. terdapat banyak kekurangannya: Butuh waktu berminggu-minggu untuk memperoleh janji temu, terutama di daerah pedesaan di mana lebih sedikit dokter yang berlatih, dan kunjungan bisa mahal bahkan untuk orang yang memiliki asuransi. Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka waktu setahun terakhir, tekanan keuangan mengakibatkan sekitar 40% orang dewasa di Amerika Serikat menunda ataupun pergi tanpa Medicare.
Selain itu, orang tak gemar pergi. Sepertiga dari peserta dalam satu studi tahun 2015 menyampaikan bahwa mereka menghindari pergi ke dokter sebab merasa tak nyaman, mengutip faktor-faktor seperti penyedia layanan yang kasar ataupun lalai, waktu tunggu yang lama, dan kesulitan memperoleh janji temu yang sesuai. Banyak orang juga melewatkan janji temu dalam jangka waktu pandemi COVID-19, sebagian besar sebab penutupan kantor dan membuat jadi khawatir tentang virus — tetapi satu studi memperoleh bahwa orang lebih cenderung melewatkan kunjungan dokter dalam jangka waktu pandemi kalau mereka memiliki pengalaman jelek sebelumnya dengan perawatan kesehatan. Orang kulit mempunyai warna, wanita, dan orang yang kelebihan berat jasmani sering melaporkan dianiaya oleh dokter mereka.
Jane Rawson, seorang guru bahasa Inggris berusiakan 48 tahun dan ibu dua anak dari Florida, menyampaikan dia tak ingat satu pun pengalaman positif yang dia alami dengan seorang dokter. Dia melakukan perjuangan untuk menyeimbangkan $400 yang keluarganya bayarkan untuk anggaran asuransi bulanan dengan apa yang dia gambarkan sebagai pengalaman perawatan yang terburu-buru dan membuat jadi bingung yang artinya kalau dibandingkan dengan perhatian yang didapat hewan peliharaannya di dokter hewan. “Saya berharap kami bisa membuat jadi tahu dokter hewan kami sebagai gantinya,” adiknya, “sebab mereka benar-benar menghabiskan banyak waktu” dengan pasien mereka.
Bagian dari masalahnya tak mustahil adalah cara dokter dilatih, kata Jennifer Tapper, profesor ilmu psikologi di Kent State University dan salah satu penulis studi tahun 2015 tentang penghindaran dokter. Sekolah kedokteran Amerika melakukan pekerjaan yang begitu bagus dalam mengajar siswa cara praktik kedokteran. Tetapi dia berpendapat bahwa mereka tak selalu cerdas mempersiapkan siswa untuk menjadi dokter, dengan seluruhnya kerumitan pribadi yang dibutuhkan. “Pasien belum tentu ingin kembali ke dokter yang tak mereka sukai,” adiknya. Bahkan gerakan kecil, seperti melakukan kontak mata dengan pasien ataupun mencondongkan tubuh ke arah pasien saat mereka mengungkapkan, kata Tapper, dapat membantu membangun korelasi yang kuat.
Pandemi tentu saja tak memperbaiki perilaku ranjang. Ini sudah memberi dorongan nyaris setiap komponen perawatan medis ke jurang dan memberi dorongan beberapa penyedia untuk meninggalkan profesinya sama sekali, memperburuk kekurangan staf yang terdapat dan berkontribusi pada epidemi kelelahan medis. Menurut survei baru-baru ini, 30% dokter Amerika menyampaikan mereka merasa kewalahan pada akhir tahun 2022, dan banyak yang menyampaikan bahwa mereka sudah mempertimbangkan untuk meninggalkan profesi tersebut dalam enam bulan sebelumnya.
Kelelahan dokter hanya meningkatkan kelelahan pasien, kata Dr. Bengt Arnitz, profesor di Michigan State University’s College of Medicine yang meneliti cara meningkatkan perawatan primer. “Penyedia merasa stres, kewalahan, dan kurang berempati. Seringkali mereka tak berinteraksi dengan pasien, dan pasien ingin terlibat,” kata Arnitz.
problem ini tak dimulai dengan pandemi, kata Lori Knutson, direktur eksekutif Whole Health Institute, sebuah organisasi nirlaba yang difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan. “Kita seluruhnya wajib jujur, tentang fakta bahwa perawatan kesehatan perlahan-lahan berantakan untuk sebentar waktu,” adiknya.
tak tak mustahil menjelaskan problem perawatan kesehatan di Amerika Serikat tanpa membicarakan asuransi. Pasien Amerika melakukan pembayaran lebih banyak uang untuk perawatan kesehatan daripada orang-orang di negara kaya dan maju lainnya, yang sebagian besar memberikan penawaran beberapa wujud jaminan kesehatan universal.
Sistem asuransi selalu membuat jadi bingung, kata Dr. Ativ Mehrotra, profesor kebijakan perawatan kesehatan di Harvard Medical School. Dokter tak mustahil tak tahu berapa anggaran tes yang mereka rekomendasikan, terutama ketika setiap pasien memiliki jenis dan tingkat pertanggungan yang mempunyai perbedaan, jadi tagihan mendadak biasa terjadi—dan susah untuk memahami bahwa pasien seringkali wajib menghabiskan waktu berjam-jam di telepon untuk mencari kejelasan dari asuransi. penyedia. Satu studi tahun 2020 memperkirakan bahwa melakukan bisnis dengan perusahaan asuransi merugikan Amerika Serikat lebih dari $20 miliar per tahun sebab hilangnya produktivitas.
bagaimanakah dokter dilakukan pembayaran juga memengaruhi pengalaman pasien. Banyak sistem kesehatan melakukan pembayaran dokter berdasarkan jumlah janji temu dan prosedur yang mereka lakukan, kata Knutson, menghargai kunjungan yang begitu cepat atas kunjungan yang berhubungan “ke seluruh individu dan bukan hanya apa yang salah dengan mereka”. Sistem ini juga dapat memberi insentif kepada dokter untuk merekomendasikan tes dan prosedur yang sama sekali tak perlu, sehingga menyebabkan anggaran ekstra, ketidaknyamanan bagi pasien, dan meningkatkan tekanan pada sistem perawatan kesehatan.
Di sini juga, asuransi adalah bagian dari problem. Dokter dalam perawatan primer ataupun kedokteran keluarga sering memperoleh penghasilan yang jauh lebih rendah daripada spesialis, sebagian sebab layanan mereka dikompensasi dengan tarif yang lebih rendah. Hal ini menjadikan beberapa lulusan sekolah kedokteran—terutama mereka yang terlilit hutang—tak mau memasuki kedokteran umum, yang mengakibatkan kekurangan di bidang medis yang dibutuhkanlah pasien secara teratur. ketika tak terdapat cukup dokter untuk berkeliling, janji temu menjadi lebih langka dan dokter menjadi kewalahan, terburu-buru dari satu janji ke janji berikutnya dan kewalahan dengan dokumen.
terdapat beberapa solusi sederhana. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan penerbitan pada tahun 2020, Arnetz dan rekan-rekannya menganalisis apa yang terjadi ketika sebuah klinik medis kecil melakukan sedikit penyesuaian pada operasinya, seperti menugaskan kembali beberapa tugas administratif ke penyedia utama menjadi perawat ataupun asisten medis dan memberikan tambahan rapat tim singkat untuk mendelegasikan tugas. hari. Setelah dua minggu, klinik tersebut mendapat skor lebih tinggi daripada klinik pembanding dalam ukuran kemanjuran, yang berkontribusi pada peningkatan kepuasan pasien dan pengasuh.
Kantor medis tradisional juga dapat mengambil isyarat dari layanan mana yang semakin diminati pasien, kata Pearl McElvish, yang meneliti layanan kesehatan di Universitas Arkansas untuk Ilmu Kedokteran. Pasien yang mampu membelinya berbondong-bondong ke startup yang memberikan penawaran fasilitas seperti janji temu di hari yang sama dan keanggotaan bulanan dengan harga tetap. dan sebuah studi tahun 2018 yang ditulis bersatu oleh Mehrotra memperoleh bahwa kunjungan ke klinik perawatan darurat, di mana pasien dapat check-in daripada menunggu berminggu-minggu, memberikan peningkatan lebih dari 100% dari tahun 2008 hingga 2015 di antara orang dewasa AS yang diasuransikan secara pribadi. (dalam jangka waktu kira-kira periode yang sama, kunjungan perawatan primer mendapatkan penurunan sebesar 24%). dalam jangka waktu pandemi, pusat perawatan darurat menjadi lebih umum – seperti halnya telehealth.
“saat ini [the traditional system] kata Mehrotra. “Pasien memilih dengan kaki mereka dan pergi ke tempat perawatan lain ini.”
Namun, problem pertama dengan perawatan medis yang memadai adalah bahwa hal itu seringkali spesifik untuk problem tersebut. kalau kamu masuk untuk memperoleh suntikan flu, kamu akan memperoleh suntikan itu dan kamu akan secepatnya pergi. Dokter kamu kemungkinan besar tak akan memastikan bahwa kamu memperoleh suntikan paling anyar ataupun melakukan pemeriksaan yang direkomendasikan—jenis perawatan pencegahan yang dapat menghindari problem yang lebih besar di masa mendatang. Di sisi lain, opsi baru ini dapat “melakukan penekanan penyedia yang terdapat untuk lebih mengutamakan pasien,” kata Mehrotra.
Kantor medis tradisional dapat secepatnya melakukan beberapa perubahan, tanpa menunggu reformasi struktural besar-besaran, adiknya. Mereka dapat memberikan penawaran jam “khusus masuk” untuk merawat orang tanpa janji temu, mengirim pesan kepada pasien saat dokter siap menemui mereka, dan menyertakan keterangan penagihan yang jernih sehingga pasien memahami apa yang mereka bayar. Bahkan perubahan kecil seperti ini dapat menjadikan perbedaan besar bagi pasien.
Taruhannya tinggi. Ashley, 35, yang diminta untuk hanya mempergunakan nama depannya untuk memberi perlindungan privasinya, memiliki mutasi genetik yang meningkatkan risiko kanker payudara dan seharusnya memperoleh mammogram dan ultrasound dua kali setahun. Tetapi dia wajib sering pindah untuk pekerjaannya di dunia akademis dan tak mengikuti ujian dalam jangka waktu empat tahun sebab dia lelah dengan proses yang susah untuk memperoleh dokter baru, mentransfer catatan medis, dan berurusan dengan asuransi setiap kali dia pindah. “Hambatannya sudah cukup sehingga saya terus menundanya,” adiknya.
Pasien luka bakar dapat menarik diri dari institusi yang menjadikan mereka merasa seperti ini. Ashley menyampaikan dia sedang mempertimbangkan mastektomi ganda profilaksis — operasi yang tak mustahil dia perlukan sebab kecenderungan genetiknya, tetapi operasi yang sudah meningkatkan daya tariknya sebab keinginannya untuk berhenti berurusan dengan janji temu medis yang “menyedihkan”. Rawson, yang berasal dari Florida, menyampaikan bahwa dia tergoda untuk memberikan kebebasan keluarganya dan hanya pergi ke dokter kalau benar-benar dibutuhkan, meskipun dia tak pernah bertingkah seperti itu. Pasien lain, bagaimanapun, tak mustahil menjauh dari sistem perawatan kesehatan sama sekali. Ini tak mustahil bukan tanggapan yang paling bijak ataupun benar, tetapi itu adalah tanggapan manusia.
sumber : https://time.com/6257775/patient-burnout-health-care/