Organisasi Kesehatan Dunia memberi keterangan industri susu formula menyesatkan orang melalui pemasarannya

Organisasi Kesehatan Dunia memberi keterangan industri susu formula menyesatkan orang melalui pemasarannya

Pembuat susu formula mempergunakan pemasaran yang menyesatkan dan taktik lobi yang agresif untuk meningkatkan penjualan dalam industri senilai $55 miliar per tahun, menurut serangkaian tiga makalah dari Organisasi Kesehatan Dunia.

Produsen membuat klaim yang tak berdasar tentang produk mereka, mirip bahwasannya mereka terlalu sama dengan ASI yang sebenarnya ataupun bahwasannya mereka dapat meredakan ketidaknyamanan bayi, menurut makalah WHO yang dilakukan penerbitan Selasa di The New York Times. Lanset Jurnal medis menyerukan penindasan industri. Penulis memberi keterangan bahwasannya produk baru, mirip formula hypoallergenic ataupun organik ataupun yang berasal dari susu domba dan kambing, kadang kadang dipasarkan dengan indikasi memiliki manfaat khusus dan dijual dengan harga premium.
[time-brightcove not-tgx=”true”]

laporan tersebut juga mengkritik industri disebabkan menargetkan profesional kesehatan, pengasuh dan keluarga melalui media sosial yang tersebar luas, mempromosikan susu formula sebagai berbagai pilihan positif dan mendedikasikan sumber daya yang besar untuk melobi undang-undang untuk memberi perlindungan menyusui.

Pasokan susu formula AS sudah diteliti sejak Abbott Laboratories menarik produk yang terkontaminasi menjadikan kekurangan nasional. Namun, kekhawatiran tentang penyebaran industri global, khususnya di negara-negara mempunyai peningkatan, sudah ada sejak akhir 1970-an, ketika wanita dilarang menyusui anak mereka, kata Organisasi Kesehatan Dunia, melenyapkan manfaat kesehatan sangat mempunyai arti yang dibutuhkanlah di masa kanak-kanak. dilema ini tetap ada meskipun ada upaya kesehatan masyarakat untuk membuat lebih banyak wanita menyusui, menurut seri Lancet.

“Industri susu formula mempergunakan ilmu pengetahuan yang buruk untuk merekomendasikan, dengan sedikit bukti pendukung, bahwasannya produk mereka yaitu solusi untuk tantangan umum kesehatan dan perkembangan bayi,” kata Linda Richter, seorang psikolog perkembangan di Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan. Richter, yang membantu menulis laporan, memberi keterangan dalam sebuah pernyataan bahwasannya teknologi tersebut melakukan pelanggaran Kode Pemasaran Pengganti ASI tahun 1981 dari Organisasi Kesehatan Dunia, yang memberikan peringatan terhadap pengambilan sampel tanpa bayar dan menetapkan standar untuk pelabelan.

Kode pemasaran

Nestle SA, Abbott, Reckitt Benckiser Group, Danone dan China Feihe Ltd. Koperasi susu Belanda Royal FrieslandCampina yaitu salah satu pembuat susu formula bayi terbesar. tak ada perusahaan yang secara langsung dituduh melakukan pemasaran ataupun lobi yang tak etis oleh Aliansi Peneliti Internasional. laporan meninjau 153 studi untuk memperlihatkan bagaimanakah praktik pemasaran sudah melakukan pelanggaran Kode WHO di nyaris 100 negara sejak penerapannya pada tahun 1981.

Nestlé memberi keterangan siap mendorong penerapan Kode WHO dalam undang-undang. Perusahaan Swiss memberi keterangan sepenuhnya mematuhi kode dan, mirip Danone, tak mempromosikan susu formula untuk bayi hingga usia 6 bulan. Nestle, Danone, dan Reckitt melarang promosi susu formula hingga usia 12 bulan di beberapa negara. Reckitt memberi keterangan mematuhi seluruh undang-undang dan peraturan ataupun aturan setempat, dan FrieslandCampina memberi keterangan mematuhi undang-undang nasional yang menerapkan Kode tersebut.

laporan sudah dituduh menormalkan konsumsi susu formula komersial, meskipun ada bukti ilmiah bahwasannya menyusui memberikan energi dan nutrisi yang unggul sembari menurunkan risiko infeksi dan menurunkan tingkat obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari. Namun, kurang dari separuh bayi di bawah usia 6 bulan disusui secara eksklusif, mirip yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. dan badan tersebut sudah merekomendasikan dukungan yang lebih besar untuk menyusui melalui langkah-langkah mirip memberikan cuti hamil berbayar kepada perempuan sehingga mereka tak wajib melakukan pekerjaan setelah melahirkan, saat bayi paling membutuhkan ASI.

“Dalam kesehatan, kita perlu mengakui dampak dari kekuatan perusahaan dalam praktik pemberian resep,” kata Jodi Singh, seorang dokter anak dan advokat kesehatan, pada pengarahan WHO.

Meskipun sudah ada selama beberapa dekade, kode pemasaran Organisasi Kesehatan Dunia untuk formula tersebut tak banyak membantu menghentikan penjualan. Hanya 32 negara yang memiliki prosedur hukum yang secara substansial sesuai dengan kode tersebut, dan produsen multinasional terus memasarkan alternatif, menurut badan internasional tersebut.

sumber : https://time.com/6254106/baby-formula-marketing-world-health-organization/