Panduan Pemula • Liputan termasyhur

Panduan Pemula • Liputan termasyhur

Janji lebih rendah biaya perangkat keras mendorong startup untuk memigrasikan layanan ke cloud, tetapi banyak tim tak yakin bagaimana melakukannya secara efisien ataupun tak boros biaya. Pengembang startup mengira mereka dapat mempertahankan beberapa basis kode aplikasi yang bekerja secara independen dengan setiap penyedia cloud.

Sekarang mereka sudah menjadi sadar bahwasannya terlalu memakan waktu untuk mengelola dan tak terdapat kemuliaan dalam mencoba menjadi segalanya bagi semua orang.

Penyebaran infrastruktur cloud juga mencakup alat analitik dan solusi perangkat lunak mirip pemantauan aplikasi dan pencatatan aktivitas, yang membikin banyak pengembang mendapat penderitaan kelumpuhan analitik. Inilah mengapa cloud monogami ialah prinsip operasi biasa untuk startup. Tetapi tak setiap perusahaan memiliki kemewahan untuk beroperasi dalam batas-batas ini tanpa batas waktu.

Secara realistis, penting untuk menganalisis alat yang tersedia sebelum memilih penyedia infrastruktur cloud untuk menjaga kematangan aplikasi dan biaya berkelanjutan tetap terkendali.

kamu membutuhkan:

  • Pengembang berpengalaman untuk menjaga integritas arsitektur, pertimbangan dukungan dan lisensi, ataupun
  • Platform cloud yang dibangun untuk beradaptasi dengan lanskap yang berubah dan membangun, memigrasikan, dan mengelola aplikasi cloud.

sampai kamu mendapatkannya, berikut ialah beberapa praktik terbaik untuk kamu mulai. Mari kita lihat tantangan yang dihadapi startup cloud, cara menentukan hasil aplikasi cloud kamu, cara mengetahui kapan infrastruktur cloud kamu perlu diperbarui, dan cara mempergunakan perpaduan alat.

Analisis posisi kamu dan pelajari tentang perjuangan startup cloud

Dalam hal infrastruktur cloud, terdapat dua strata untuk startup:

penting untuk menganalisis alat yang tersedia sebelum memilih penyedia infrastruktur cloud untuk menjaga kematangan aplikasi dan biaya berkelanjutan tetap terkendali.

  1. Startup tahap awal membangun produk layak minimum pertama mereka. Perusahaan-perusahaan ini ingin melakukan penerapan komputasi awan minimal untuk mengurangi biaya infrastruktur dan solusi teknis sehingga mereka dapat konsentrasi pada strategi produk dan pasar.
  2. Startup dengan produk yang memiliki daya tarik. Perusahaan-perusahaan ini mengkhawatirkan masa depan infrastruktur cloud mereka dalam hal keamanan, skalabilitas, dan dukungan. Namun, mereka tak cukup besar untuk menyewa tim ahli.

Pendiri dan pembuat keputusan di kedua tingkat melakukan perjuangan dengan kedalaman keahlian teknis yang dibutuhkanlah untuk mengelola komputasi awan. Misalnya, saya didekati oleh startup pasar menengah yang sudah membangun solusi mereka di AWS, tetapi satu-satunya konsentrasi mereka ialah mengaktifkan dan menjalankannya (Tingkat 1). disebabkan itu, terdapat akumulasi hutang teknis, dan arsitektur cloud menjadi rumit, dengan ratusan server, beberapa lusin layanan unik, alat pihak ketiga, pencatatan sebagian, dan sambungan layanan yang diterapkan dengan buruk.

Perusahaan ini kemudian menandatangani pelanggan baru yang berbasis di China yang bersikeras bahwasannya seluruh solusi cloud mereka berada di Azure-China, bagian dari Azure (Tingkat 2). Perusahaan itu tak punya otak di lingkungan baru ini.

Membangun solusi paralel yang memiliki paritas di berbagai penyedia cloud bisa jadi mahal dan membutuhkan upaya besar. Tetapi alternatif bagi perusahaan ini ialah kehilangan kontrak penting. Mereka tak punya berbagai opsi.

untuk menggandakan dan merekayasa ulang kode untuk bekerja di dua lingkungan yang berbeda, pengembang perusahaan dapat menghadapi kelumpuhan analisis lebih lanjut dalam mencoba mempelajari semua aplikasi, layanan, dan pertimbangan. Itulah mengapa startup memerlukan platform untuk membikin arsitektur cloud-agnostic, menulis kode, dan mengotomatiskan penerapan ke cloud tepat sasaran mereka sambil melakukan pengujian dan validasi keamanan yang sesuai.

Kembangkan hasil yang ingin kamu capai

Banyak startup mengikuti “model build and patch” untuk infrastruktur cloud. Ini disebabkan pengembang pemula memilih alat pertama yang mereka lihat, dan kemudian perusahaan terikat (disebabkan lisensi ataupun penggabungan yang ketat). ataupun mereka mendapatkan penerimaan rekomendasi orang lain yang mungkin tak optimal dalam hal interaksinya dengan lapisan cloud lainnya. Kemudian kurangnya analisis dan eksperimen yang layak dari alat yang tersedia mengakibatkan kompromi yang tak nyaman dan hambatan bisnis yang tak diinginkan.

sumber : https://Liputan termasyhur.com/2023/02/06/choosing-a-cloud-infrastructure-provider-a-beginners-guide/